Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Against Sexual Harassment

Gambar
Belum lama ini ada berita mengenai karyawan Starbucks yang mengintip payudara pelanggannya sendiri, bahkan kasus ini sempat viral karena si pelaku menyebarkan video meng-“intip”-nya itu ke internet. Kasus sexual harassment seperti ini bukan sekali dua kali terjadi, tetapi sudah berkali-kali. Hal yang saya tidak habis pikir adalah banyak orang yang setelah mendengar berita ini kemudian melontarkan komentar, “salahnya pake baju terbuka,” atau “perempuannya dulu kalik yang mengundang dengan pake baju seperti itu.” Iya, kan? Kalau kalian sependapat dengan komentar di atas, silakan, tetapi saya tidak . Menurut saya pakaian korban bukan merupakan penyebab tindakan asusila tersebut terjadi. Pakaian korban hanya sebagai katalisator bukan penyebab. Saya mengatakan demikian ada alasannya. Sebenarnya mudah untuk menemukan penyebab kasus sexual harassment . Kita cukup menghapus satu-satu faktor yang kita anggap sebagai penyebab. Dalam hal ini, ada dua kemungkinan. Pertama, keinginan pelaku send...

Kita VS Beauty Standard

Gambar
“Kulitmu iteman ya?” “Kamu kok gendutan?” “Lebaran naik berapa kilo?” “Kamu kok jerawatan sih.” “Kamu beda banget ya sama adikmu.” “Coba deh kamu langsingan dikit pasti cantik.” Familiar? Kalau iya, sudah berapa kali kalian dituntut untuk seperti “perempuan kebanyakan”? Yang ingin kutanyakan adalah memangnya “perempuan kebanyakan” itu yang seperti apa? Yang putih? Yang langsing? Yang tinggi? Yang feminin? Yang kemana-mana selalu pakai rok? Atau yang keluar rumah selalu well-dressed dan mukanya terlapisi make-up dengan apik? Lalu, ketika ada perempuan yang penampilannya berkebalikan 180 ֯   dengan beauty standard , langsung menuai kritikan. Sebenarnya siapa sih yang menciptakan beauty standard ? Siapa yang memberi patokan kalau cantik harus putih? Sebenarnya, tidak ada standard untuk sebuah kecantikan. Kita sendiri yang terbelenggu dengan stigma masyarakat kalau cantik harus inilah harus itulah. Kita sudah terbiasa didoktrin dengan melihat model yang badannya lang...

Sekarung Sampah untuk Society di Indonesia

Gambar
Masalah mental illness tidak pernah se- simple itu untuk saya. Banyak orang yang mengira hanya dengan ucapan “semangat ya” dan “jangan lupa bersyukur” maka kesehatan mental seseorang akan kembali seperti semula. Nyatanya tidak demikian. Ketika seseorang sedang sedih atau sedang mengalami musibah, tak jarang saya temui kalimat “saya tau rasanya jadi kamu”. Salah. Kalian tidak pernah tau rasanya jadi dia. Even kalian punya masalah yang sama dengannya, kalian tidak tau rasanya, karena faktanya, kalian dan dia adalah orang yang berbeda. Setiap orang punya kadar rasa sakitnya masing-masing. Sama seperti sedang sakit raga, ada yang pingsan, ada yang masih bisa beraktivitas seperti biasa, ada yang pucat, dan sebagainya. Ada yang bilang suntik itu hanya seperti digigit semut, tetapi ada yang sampai pingsan hanya dengan melihat jarum suntik. Lagi-lagi, kalian tidak pernah tau rasanya jadi dia. Seberapa besar beban yang dia tanggung. Ketika kalian mengutarakan bercandaan yang bagi si dia jus...

Pendidikan Jadi Ranah Bisnis?

Gambar
Ini yang saya dengar setahun yang lalu di lapangan rumput basah SMA Negeri 1 Purworejo. Bahkan saya sempat berteriak, berseru setuju dengan pidato mas menteri. Pidatonya menyerukan kebebasan pendidikan Indonesia yang ternyata hanya berubah nama tanpa adanya perubahan rupa. Tidak hanya itu, saya juga pernah membuat surat untuk mas Menteri yang berjudul “Teruntuk Bapak Nadiem Makarim”. Saya Shafira Khalisa Hanun, dengan sadar, dan sebenar-benarnya menulis surat itu dahulu, membela Pak Menteri yang saat itu diminta untuk turun jabatan. Ingat? Ketika ramai tagar di twitter Nadiem Makarim mundur saja. Saya membela karena punya harapan besar. Akan tetapi, ketika tadi saya berkunjung ke rumah adik saya yang ternyata sedang sibuk dengan pembelajaran daringnya, terdengarlah oleh kuping saya ini kabar bahwa pembelajaran daring seperti ini akan dipatenkan. Nee . Untuk ini, saya menyatakan keberatan. Bukan masalah “lalu gurunya kerja apa?”, tetapi banyak lubang di sana-sini yang ditimbulkan dari s...